Tokoh agama diyakini memiliki peran penting atas kemenangan calon bupati-wakil bupati dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Jombang, Jawa Timur 5 Juni 2013 Besok. Hal itu sebagaimana hasil riset tentang potensi kemenangan Pilkada Jombang yang dirilis oleh Lembaga Riset Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) cabang Jombang.
Berdasarkan hasil riset ISNU, dukungan tokoh agama atau ulama pada pasangan calon bupati-wakil bupati tertentu diyakini bakal mempengaruhi persepsi pemilih terutama dari kalangan warga NU. Dari 347 responden yang terlibat survey, 62,5% diantaranya menunggu petunjuk ulama (tokoh agama) untuk menentukan siapa yang bakal dipilih untuk menjadi kepala daerah.
Berdasarkan hasil riset ISNU, dukungan tokoh agama atau ulama pada pasangan calon bupati-wakil bupati tertentu diyakini bakal mempengaruhi persepsi pemilih terutama dari kalangan warga NU. Dari 347 responden yang terlibat survey, 62,5% diantaranya menunggu petunjuk ulama (tokoh agama) untuk menentukan siapa yang bakal dipilih untuk menjadi kepala daerah.
“Kepatuhan masyarakat kepada ulama, kyai masih sangat kuat. Survey kami menyebutkan 62,5 persen responden ikut kyai atau tokoh agama terkait siapa yang akan dipilih sebagai bupati,” ujar Atho’illah, Ketua PC ISNU Jombang, Jumat (10/05/2013).
Survey yang dilakukan PC ISNU Jombang menggunakan metode pengambilan sampel dengan multi stage sampling. Survey ini menetapkan margin error sebanyak 3%. Dari survey tersebut diketahui juga bagaimana peran tokoh pemerintah dan tokoh pemuda.
“Para pemilih juga cenderung taat kepada tokoh pemerintahan. Prosentasenya mencapai 17,9 persen, tokoh pemuda sebanyak 2,3 persen, serta taat kepada tokoh partai sebanyak 2 persen,” jelas Atho’illah.
Dia menambahkan, survey yang dilakukan pada April lalu menemukan gejala kurang signifikannya peran partai politik. Sebanyak 54,5% pemilih mengaku tak melihat asal partai kandidat dalam memilih, sebanyak 34,3% responden melihat latar belakang partainya, sedangkan 11,2% tak menentukan pilihan.
Responden survey tersebut tersebar di 21 kecamatan terdiri dari 8,4% pengurus NU dan 91,6% warga yang mengaku NU. Survey tersebut mengambil sampel dari berbagai latar pendidikan. Rinciannya, 43,9% lulusan SMA, 25,1% lulusan SD, 19,6% lulusan SMP dan 11,10% lulusan perguruan tinggi.
Sumber : lensaindonesia*com
Dia menambahkan, survey yang dilakukan pada April lalu menemukan gejala kurang signifikannya peran partai politik. Sebanyak 54,5% pemilih mengaku tak melihat asal partai kandidat dalam memilih, sebanyak 34,3% responden melihat latar belakang partainya, sedangkan 11,2% tak menentukan pilihan.
Responden survey tersebut tersebar di 21 kecamatan terdiri dari 8,4% pengurus NU dan 91,6% warga yang mengaku NU. Survey tersebut mengambil sampel dari berbagai latar pendidikan. Rinciannya, 43,9% lulusan SMA, 25,1% lulusan SD, 19,6% lulusan SMP dan 11,10% lulusan perguruan tinggi.
Sumber : lensaindonesia*com
