Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang datangnya bulan Ramadan, ribuan peziarah memadati makam KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di PP (Pondok Pesantren) Tebuireng Jombang. Dalam sehari, peziarah mencapai 4 hingga 5 ribu orang. Selain dari Jombang dan sekitar, mereka juga datang dari luar kota, bahkan luar pulau.
"Jika hari biasa, jumlah peziarah sekitar 2 ribu orang saja. Namun mendekati bulan Ramadan 1434 H ini, jumlah pengunjung meningkat dua kali lipat. Setiap hari yang datang kisaran 4 sampai 5 ribu orang. Peningkatan itu terjadi sejak dua minggu terakhir," kata Zainul Arifin (54), salah satu pengurus PP Tebuireng Jombang, Rabu (3/7/2013).
Hal senada dikatakan Teuku Azwani, pengurus Tebuireng lainnya. Kata Azwani, peziarah datang dari berbagai daerah di Indonesia. Hal itu terlihat dari catatan atau buku tamu yang ada di gerbang masuk makam. Para peziarah tersebut mengalir secara rombongan. Ada yang mengendarai bus, ada pula yang menggunakan mobil pribadi. Bahkan, ada peziarah yang datang dengan roda dua.
"Peningkatan jumlah peziarah ini selalu terjadi setiap menjelang Ramadan. Karena dalam tradisi muslim, utamanya NU, ziarah makam leluhur dan ulama sudah menjadi kelaziman. Dari catatan di pintu masuk, peziarah datang dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Madura bahkan Kalimantan. Kalau yang dari Jombang dan kota-kota sekitar, itu sudah otomatis," kata santri asal Nangroe Aceh Darussalam (NAD) ini.
Karena peningkatan jumlah pengunjung itu pula, lalu lintas di Jl Irian Jaya yang terletak di depan PP Tebuireng padat merayap. Di sisi kanan dan kiri jalan terlihat puluhan bus parkir berderet. Keramaian dan lalu-lalang peziarah itu dimanfaatkan oleh para pedagang asongan untuk mengais rejeki. Mereka menawarkan asesoris sebagai oleh-oleh. Diantaranya, buku biografi Gus Dur, kaset CD, kaos, hingga gantungan kunci bergambar mantan presiden RI ke-4. Bukan itu saja, warung makanan di sekitar Tebuireng juga ikut kebanjiran rejeki.
Ribuan peziarah yang datang tersebut langsung menuju komplek pemakaman keluarga Tebuireng. Karena di situlah terbaring sejumlah tokoh bangsa. Yakni, Hadratus Syaikh Hasyim Asyari, pahlawan nasional dan juga pendiri NU, kemudian pahlawan nasional KH Wahid Hasyim, serta Gus Dur. Makam sederhana itu diberi pagar besi agar peziarah tidak bisa masuk ke lokasi. Praktis, ribuan peziarah tersebut memanjatkan doa di pendopo depan area makam yang sudah disediakan.
Ziarah Makam Gusdur |
"Ziarah ini rutin kami lakukan guna menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Kami ziarah ke Tebuireng, karena disini ada makam Kiai Hasyim Asyari pendiri NU dan Gus Dur wali ke-10. Semoga kami semua mendapatkan barokah," kata pimpinan rombongan yang juga anggota Muslimat NU Kabupaten Kendal, ini.
Sumber: Berita Jombang