Kepolisian Resort Jombang melakukan sidak (inspeksi mendadak) ke sujumlah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), Jumat (14/6/2013). Hal itu dilakukan guna mengantisipasi praktik penimbunan BBM (Bahan Bakar Minyak) menjelang kenaikan harga komoditas tersebut.
Lokasi yang pertama kali didatangi petugas adalah SPBU Tunggorono di Jl Nurcholis Madjid Jombang. Begitu datang, korps berseragam cokelat ini langsung memeriksa antrean. Selain itu, petugas juga memeriksa stok BBM yang ada di dalam bunker menggunakan alat ukur. Sedikitnya, empat bunker penyimpanan BBM tidak luput dari pemeriksaan petugas.
"Alhamdulillah, meski isu kenaikan harga BBM terus menggelinding, namun stok BBM di SPBU Tunggorono aman. Kami juga tidak menemukan indikasi penimbunan BBM. Sekali lagi, semuanya aman," kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo, di sela-sela sidak.
Tim sidak yang dipimpin Kasat Sabhara Polres Jombang, AKP Sumiyanto, ini kemudian menyisir dua SPBU lainnya, yakni SPBU di kawasan Jl Raya Sambong dan SPBU Mojongapit. Di dua lokasi tersebut, korps berseragam cokelat juga memeriksa sejumlah bunker yang digunakan untuk penyimpanan.
Hasilnya, untuk SPBU Mojongapit, stok hanya cukup untuk satu hari saja. Artinya, jika sampai nanti malam tidak ada pasokan dari Pertamina, lanjut Widodo, maka akan kehabisan stok. "Namun soal penimbunan, kita tidak ada temuan sama sekali," tambahnya.
Dia kembali menegaskan, selain memeriksa SPBU, sidak yang dilakukan ini bertujuan untuk mengantisipasi aksi pembelian BBM dalam jumlah besar oleh sejumlah oknum untuk ditimbun. Karena praktik tersebut dapat memicu terjadinya kelangkaan bahan bakar. "Langkah antisipasi ini akan terus kita lakukan. Harapannya, tidak ada keresahan di masyarakat. Jika ada temuan praktik penimbunan, kami akan menindak tegas," terang mantan Kapolsek Diwek, ini.
Sementara itu, sopir angkutan umum jurusan Jombang - Kertosno, Nurkholik, keberatan dengan rencana pemerintah menaikan harga premium dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.500 per liter. Jika itu dilakukan, maka dipastikan dirinya tidak akan bisa memberikan setoran kepada majikannya.
"Kalau naiknya Rp 500 per liter, kami masih bisa menerima. Tapi kalau naiknya sampai Rp 2.000 per liter, kami bisa kehilangan mata pencaharian. Sekai lagi, kalau BBM naik, beban hidup kami semakin berat," kata sopir angkot asal Desa Jabon Kecamatan Jombang kota ini.
Sumber : beritajatim
Polisi Sidak SPBU mengantisipasi Penimbunan BBM
Written By Anonim on Jumat, 14 Juni 2013 | 22.30
Label:
Hari Ini,
Kriminal,
Sekilas Berita