Di wilayah Mojowarno, banjir menggenangi puluhan pemukiman di Dusun Mojoroto, Desa Mojowangi. Ketinggian air yang merendam di wilayah tersebut setinggi lutut orang dewasa. Dua desa lain yang merasakan nasib serupa adalah Selorejo dan Catak Gayam. Banjir tersebut dipicu oleh meluapnya Sungai Konto. Di Desa Selorejo ketinggian air air hingga ukuran perut orang dewasa dan Catak Gayam dengan ketinggian air di atas lutut.
Meski demikian, banjir yang mulai memasuki pemukiman warga sejak pukul 03.00 dinihari itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. "Air bah mulai datang sekitar pukul 03.00 dini hari," kata Anik (41), warga desa setempat.
Selain di Kecamatan Mojowarno dan Kecamatan Mojoagung, banjir juga merendam Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo dan Dusun Sumber Pengantin, Desa Jogoroto, Kecamatan Jogoroto, Jombang. Namun, meski sempat mengkhawatirkan warga sekitar, banjir di dua wilayah Kecamatan tersebut berangsur menyusut saat sinar matahari mulai meninggi.
Sementara itu di wilayah Kota Jombang, banjir masih merendam ratusan rumah warga di Dusun Gentengan, Desa Pulolor hingga Senin siang. Ketinggian air mencapai ukuruan lutut orang dewasa yang mengakibatkan aktifitas warga di pemukiman padat penduduk tersebut terhambat.
Gunadi (45), warga Dusun Gentengan mengatakan, banjir yang melanda di wilayahnya sudah menjadi kebiasaan setiap kali musim hujan datang. Kondisi itu disebabkan oleh kondisi sungai yang tidak mampu menampung air serta tidak berfungsinya gorong-gorong. "Ini bencana rutin tiap tahun," katanya santai.
Sumber : beritajatim